Minggu

Mencermati Gerak IHSG Sepanjang 2010









Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah jelang tutup tahun 2010. Namun jika IHSG dapat menguat 176 poin dibandingkan penutupan di 23 Desember 2010, 3.611,531, maka indeks siap tersenyum karena memecahkan rekor baru sepanjang sejarah.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berada di titik terendah pada 8 Februari 2010 di level 2.475,572, turun 43,404 poin (1,72%).Indeks LQ 45 juga melemah 9,417 poin (1,93%) ke level 479,165.

Sementara IHSG terakhir menyentuh rekor tinggi pada perdagangan 9 Desember 2010. Kala itu, Indeks bertenggar di posisi 3.786,090, naik 16,104 poin (0,42%) dari hari sebelumnya. Sedangkan Indeks LQ 45 melemah 2,944 poin (0,43%) ke level 679,736.

Jelang libur Natal, IHSG mengalami pelemahan tipis 9,153 poin (0,25%) ke level 3.611,531. Sementara Indeks LQ 45 turun 3,637 poin (0,56%) ke level 644,108. Jika dalam sepekan jelang tutup perdagangan pasar, indeks bisa menguat 176 poin maka rekor tinggi akan kembali tercipta.

Ini sekaligus mengulang kisah sukses penutupan perdagangan tahun 2009, yang berada di level tertingginya, 2.534,356, menguat 15,362 poin (0,61%).

Pada awal Januari 2010, indeks dibuka menguat tipis 6,630 poin (0,26%) ke level 2.540,986. Sepanjang perdagangan perdana tahun 2010, saham-saham unggulan menanjak, namun belum disertai volume perdagangan yang besar. Pasalnya, sebagian investor belum kembali dari libur panjangnya.

Sepanjang triwulan I-2010, IHSG bergerak volotile dan pada 31 Maret 2010, indeks ditutup turun 20,967 poin (0,75%) ke level 2.777,301. Turunnya indeks seiring dengan kejatuhan harga saham-saham berkapitalisasi besar karena terpicu aksi jual asing sebesar Rp 660,294 miliar.

Pada periode April hingga Juni 2010, IHSG sedikit menguat ditengah bursa-bursa Asia yang memerah. Pada penutupan perdagangan 30 Juni 2010, indeks menguat 20,313 poin (0,70%) ke level 2.913,684. IHSG pada hari tersebut bergerak cukup ekstrem dalam rentang 2.844,448 hingga 2.918,063.

Investor asing melakukan aksi beli sebesar Rp 913,849 miliar, sedangkan aksi jual sebesar Rp 1,049 triliun. Nilai penjualan bersih asing sebesar Rp 135,448 miliar.

Pada triwulan III-2010, IHSG menanjak naik dan ditutup (30/9/2010) pada level 3.501,296, menguat 5,832 poin (0,16%) dibandingkan perdagangan hari kemarin. Penguatan IHSG lebih banyak didukung oleh penguatan saham-saham lapis dua. Transaksi investor asing juga hanya mencatat pembelian bersih tiipis sebesar Rp 188,215 miliar.

Di akhir perdagangan bulan Oktober 2010, IHSG menguat 14 poin ke level 3.638,826. Saham-saham komoditas, terutama tambang dan perkebunan menjadi penahan laju IHSG. Pada periode akhir November, IHSG anjlok 99,425 poin (2,72%) ke level 3.531,211. Sentimen negatif dunia menjadi pemicu turunnya IHSG.

Pada awal perdangangan 30 November 2010, investor bahkan melepas saham-saham blue chips di sektor konsumer, pertambangan serta perbankan.

Kemudian pada 9 Desember 2010, IHSG berseri-seri karena mengalami pengutan 16 poin, atau mencetak rekor terbaru sepanjang sejarah. Indeks kala itu akhirnya bertengger di level 3.786,097 pada penutupan perdagangan (9/12/2010).

Dengan demikian, sepanjang tahun 2010 ini, IHSG menguat hampir 1.200 poin karena pada pembukaan awal tahun, 4 Januari 2010, IHSG ditutup pada level 2.575,41.

Menjelang penutupan perdagangan di 30 Desember 2010, menurut Kepala Riset Saham Mandiri Sekuritas, Ari Pitoyo, IHSG berpeluang mencapai level 3.800. Penguatan dalam sepekan ini ditopang oleh derasnya aliran dana hingga akhir Desember 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar